Pages

 

Wednesday, 27 May 2020

MODEL MATEMATIS SISTEM KENDALI : Transformasi Laplace Bag.1

0 comments
Hallo teman-teman, apakabar hari ini? semoga baik-baik saja. Bagaimana kondisi kalian setelah kurang lebih 1,5 bulan berada didalam rumah?. Semoga kesehatan mental kalian masih tetap baik :) :). Kondisi saat ini memang mengharuskan kitan untuk melakukan semua kegiatan #dirumahaja mulai dari bekerja, sekolah, kuliah dan kegiatan lainnya. Walaupun begitu jangan lupa untuk tetap menjaga kesehatan kalian, tetap makan makanan yang bergizi dan minum air putih yang banyak agar tubuh tetap sehat. Jangan lupa juga disertai dengan olahraga ringan agar badan tetap bugar. Semoga Kalian semua selalu berada dalam lindungan Tuhan. Amin~. 
================================================================================

Pada postingan ini admin akan melanjutkan materi tentang SISTEM KENDALI DALAM TENAGA LISTRIK. Seperti biasa sebelum kalian mempelajari materi ini admin sarankan untuk membaca terlebih dahulu postingan mimin mengenai sistem kendali pada materi sebelumnya (Bag.1 dan Bag.2.) Tetapi tidak ada masalah jika kaian memang sudah paham mengenai dasar sistem kendali sehingga bisa mempelajari materi ini langsung :).


Masih ingat apa saja komponen dalam sistem kontrol? Yup..., Eror Detektor, Kontroler, Akuator, Sensor dan Tranduser.


Semua komponen dalam sistem kendali direpresentasikan dengan rangkaian diagram blok. Dalam suatu sistem yang lebih kompleks diperlukan suatu model matematis untuk merepresentasikan sebuah sistem tersebut dan menyederhanakan rangkaian dalam sebuah metode yang disebut dengan reduksi diagram blok.Dalam membuat suatu model matematika persamaan sistem fisik kita dapat menggunakan dua metode yaitu, fungsi transfer dalam domain frekuensi (transfer function in the frequency domain) dan persamaan kestabilan dalam domain waktu (state equiation in the time domain). Dalam hal ini kita sepakat bahwa langkah pertama dalam membuat pemodelan matematika sistem kendali menggunakan hukum dasar fisika. Sebagai contoh dalam rangkaian listrik kita menggunakan hukum Law dan Kirchhoff dalam menentukan hubungan antara input dan output dari suatu sistem.

Sebelum masuk terlalu jauh dalam materi model matematis sistem kendali, mari kita terlebih dahulu membahas mengenai Transformasi Laplace. Secara sederhana transformasi laplace merupakan suatu alat untuk menyederhanakan suatu persamaan difrensial dalam matematika. Transformasi laplace mengonversi persamaan diffrensial (dalam domain waktu {t} ) kedalam persamaan aljabar dalam domain s. Secara matematis transformasi laplace didefinisikan sebagai berikut :



Transformasi Laplace dapat digunakan jika f(t) bernilai real dan kontinu sepanjang interval waktu. dengan f(t) = 0 untuk t<0. VAriabel s merupakan variabel komplek dengan nilai 

Invers dari transformas laplace adalah sebagai berikut :



dimana,


Fungsi u(t) erupakan fungsi step yang berarti u(t) akan bernilai 0 jika nilai t kurang dari 0 dan u(t) bernilai 1 jika t lebih dari 1.

Untuk lebih mudah mengerti mengenai transformasi laplace mari kita bahas mengenai konsep dasar. Berdasarkan notasi dasar pada transformasi laplace yang sudah dijelaskan diatas, misalkan kita sepakat bahwa f(t) = k. Jika dituliskan menjadi sebagai berikut :



Misalkan f(t) = k ; dimana k adalah konstanata {..,-1,0,1,2,..}
Maka : 


Kita sepakat bahwa : -s(∞)= -∞ dan -s(0)=0

Kita positifkan e(-∞)

Disini kita sebapak bahwa 1 sangatlah kecil ya teman-teman sehingga dapat dikatakan sama dengan 0.

Jadi dapat disimpulkan Transformasi Laplace dari k adalah ks.Jadi misalkan k = 5 makan Transformasi Laplace dari 5 adalah -5s seperti itu ya teman-teman. Samapai sini sepakat kan teman-teman? 😊. Kalau begitu kita lanjutt ke contoh selanjutnya.
Misal : f(t) = eat
Maka :

Jadi dapat disimpulkan Transformasi Laplace dari eat adalah 1(s-a).Jadi misalkan eat = e-2t maka Transformasi Laplacenya dalah 1/(s+2).

Dengan cara yang sama maka dapat kita tuliskan transformasi laplace dari variable atau persamaan seperti pada tabel berikut ini.
F(t) F(s)
δ(t) 1
δ(t) 1
u(t) 1/s
tu(t) 1/s2
tnu(t) n!/sn+1
e-atu(t) 1/s+a
Sinωt u(t) ω/(s2+ ω2)
Cosωt u(t) s/(s2+ ω2)
Read more...

SITEMAP

Read more...

Wednesday, 13 May 2020

KOMPONEN DALAM SISTEM KONTROL

0 comments
Hallo sahabat seperjuangan, apakabar hari ini? semoga baik-baik saja. Admin kali ini sedang sering-seringnya upload karena, saat ini kondisi sedang #dirumahaja, pademi covid-19 sedang mewabah. Semoga kalian semua baik-baik saja dan selalu dalam lindungan tuhan. 
================================================================================
Pada postingan kali ini admin akan membahas mengenai sistem kendali dalam ilmu tenaga listrik. Setelah mengenal istilah-istilah dalam sistem kendali, kita melangkah ke materi selanjutnya yaitu komponen dalam sistem kontrol. Sebelum mempelajari materi ini, ada baiknya kalian mempelajari materi sebelumnya mengenai Istilah-Istilah Dalam Sistem Kontrol.

"Sistem kendali adalah suatu sistem yang keluaran sistemnya dikendalikan pada suatu nilai tertentu atau untuk mengubah beberapa ketentuan yang telah ditetapkan oleh masukan ke sistem."

Output dari sistem kendali sangat dipengearuhi oleh komponen-komponen didalam suatu sistem kendali tersebut. Komponen dalam sistem kendali ini berfungsi untuk melakukan kontrol terhadap suatu sistem agar mendapatkan hasil yang diinginkan. Berikut merupakan komponen-komponen penting dalam sistem kendali adalah sebagai berikut :

  1. EROR DETEKTOR
    Error detektor merupakan salah satu komponen sistem kontrol yang sangat penting. Dalam sistem kontrol khususnya sistem kontrol loop tertutup atau sistem kontrol umpanbalik, eror detektor digunakan untuk membandingkan sinyal keluaran sebenarnya atau sinyal keluaran terukur dengan sinyal masukan acuan (setpoint). Kedudukan eror detektor dalam sistem kontrol dapat dilihat pada blok diagram berikut ini :

    Simbol untuk menyatakan sebuah eror detektor adalah sebagai berikut :
  2. atau


    Dimana :
    E : Sinyal kesalahan (eror)
    R : Sinyal masukan acuan (setpoint)
    C* : Sinyal Keluaran Terukur

    Rangkaian eror detektor dapat diklasifikasikan menjadi rangkaian analog dan digital. Rangkaian eror detektor secara analog dapat berupa rangkaian elektronik dan rangkaian mekanik. Rangkaian elektronik dari suatu detektor pada umumnya diimplementasikan dalam bentuk rangkaian amplifier.

  3. KONTROLER
  4. Kontroler merupakan salah satu komponen sistem kontrol yang berfungsi mengolah sinyal umpan balik dan sinyal masukan acuan (setpoint) atau sinyal eror mejadi sinyal kontrol. Sinyal eror disini adalah selisih antara sinyal umpan balik yang dapat berupa sinyal keluaran plant sebenarnya atau sinyal keluaran terukur dengan sinyal masukan acuan (setpoint). Kebanyakan masukan kontroler adalah sinyal eror dan keluaran kontroler disebut sinyal kontrol.
    Letak kontroler dalam sistem kontrol khususnya sistem kontrol loop tertutup dapat bervariasi sesuai dengan kebutuhan desain, yaitu :
    1. Kontroler terletak pada lintasan umpan maju (feedforward), seperti pada diagram blok berikut ini :
    2. Kontroler terletak pada lintasan umpan balik (feedback), seperti pada diagram blok berikut ini :

    3. Kontroler diletakkan seri dengan loop tertutup (model reference controller), sepertipada diagram blok berikut ini:

    4. Kontroler terletak pada lintasan umpan maju (feedforward), lintasan umpan balik ()feeback dan diletakkan seri dengan loop tertutup. Dalam hal ini kontroler disebut sebagai model following controller. Hal ini dapat kita lihat seperti pada diagram blok berikut ini :

    Kontroler dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa sudut pandang tertentu. Berdasarkan aksi kontrolnya, kontroler dapat diklasifikasikan sebagai berikut :


    Kontroler on/of marupakan kontroler yang aksi kontrolnya hanya mempunyai dua nilai tertentu, yaitu :
    u(t) = U1 untuk e(t) > 0
    u(t) = U2 untuk e(t) < 0

    Diagram blok kontroler on/off adalah sebagai berikut :
    Berikut merupakan contoh kontroler on/off :
    Tinjau sistem kontrol level air pada tangki .
    Katup elektromagnet digunakan untuk mengontrol laju aliran masuk. Katub ini bisa dalam posisi terbuka atau tertutup. Dengan sistem kontrol dua posisi ini, laju aliran masuk dapat positif, tetap atau nol.
    Berdasarkan fungsinya, kontroler dapat diklasifikasikan sebagai berikut.


    Berdasarkan priodenya, kontroler dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

    Berdasarkan sumber daya (energi) dan tipe komponen yang digunakan kontroler dapat diklasifikasikan menjadi :.
    1. Kontroler Elektrik
    2. Contoh dari kontroler elektrik ini adalah kontroler proporsional elektrik (amplifier).

    3. Kontroler Mekanik
    4. Salah satu contoh dari kontroler mekanik adalah James Watt Flyball Govenor.

    5. Kontroler Hidrolik
    6. Salah satu contoh dari kontroler hidrolik adalah kontroler proporsional hidrolik.

    7. Kontrol Penumatik
    8. Berikut merupakan contoh diagram skematik kontroler proporsional penumatik.

  5. AKUATOR
    Aktuator merupakan komponen penguat dan pengkonversi daya yang berfungsi untuk menguatkan sinyal kontrol yang berasal dari kontroler menjadi sinyal baru dengan daya yang besar dan sesuai dengan daya yang dibutuhkan oleh plant.
    Letak aktuator dalam sistem kontrol dapat dilihat pada blok diagram sistem kontrol loop tertutup berikut ini :

    Berdasarkan daya yang dihasilkan, aktuator dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

    1. Aktuator Elektrik : Selenoid, KOnverter DC to DC (DC chopper), inverter.
    2. Aktuator Mekanik : motor DC
    3. Aktuator Pneumatik : Biasanya dilengkapi dengan valve kontrol, contohnya direct pneumatic actuator.
    4. Aktuator Hidrolik

  6. SENSOR DAN TRANDUSER
    Tranduser merupakan perangkat fisik yang digunakan untuk mentransformasikan suatu sinyal dari bentuk energi yang satu menjadi bentuk energi yang lain atau dari besaran fisik yang satu menjadi besaran fisik yang lain. Pada umumnya keluaran tranduser adalah sinyal listrik yang dapat berupa arus, tegangan, resistansi, kapasitansi atau frekuensi. Pada dasarnya sensor juga merupakan tranduser, yang membedakan antara sensor dengan trnduser adalah aplikasi dan penggunaannya.
    Tranduser merupakan salah satu komponen dalam sistem kontrol khususnya sistem kontrol loop tertutup. Letak tranduser atau sensor dalam sistem kontrol dapat dilihat pada blok diagram sistem kontrol loop tertutup berikut ini:

    Pada sistem kontrol loop tertutup, sensor atau tranduser mengubah bentuk energi sinyal keluaran dari plant menjadi sama dengan bentuk energi sinyal masukan acuan (setpoin). Respon tranduser atau sensor terhadap sinyal masukan bisa berupa sistem orde pertama atau orde kedua.
    Performansi dari suatu tranduser atau sensor dinyatakan dalam 2 spesifikasi yaitu spesifikasi teknis dan spesifikasi dinamik. Spesifikasi teknis menyatakan seberapa baik korelasi antara masukan dan keluaran tranduser atau sensor. Spesifikasi teknis terdiri dari :
    1. Akurasi : akurasi digunakan untuk menentukan eror maksimum yang diharapkan dari suatu tranduser atau sensor (dalam % eror)
    2. Sensitifitas : sensitifitas menunjukkan kemampuan tranduser atau sensor dapat memberikan keluaran terhadap perubahan masukan yang kecil.
    3. Resolusi : resolusi menyatakan perubahan masukan terkecil yang menyebabkan perubahan pada keluaran transduser atau sensor.
    4. Hysterisis : hysterysis menunjukkan nilai keluaran yang berbeda terhadap pengukuran nilai variabel masukan dari rendah ke tinggi dan sebaliknya.
    5. Repeatability repeatability merupakan seberapa baik tranduser atau sensor memberikan keluaran yang sama terhadap suatu masukan yang diberikan secara berulang-ulang.

    Spesifikasi dinamik menyatakan seberapa cepat perubahan keluaran yang terjadi terhadap perubahan masukan. Spesifikasi dinamik terdiri dari :
    1. Rise Time
    2. Time Konstan
    3. Dead Time
    4. Respon Frekuensi
    5. Parameter orde kedua seperti rasio pertama, frekuensi natural, setting time, dan masksimum overshoot

    Berdasarkan bentuk energi besaran dari sinyal masukan, tranduser atau sensor dalam sistem kontrol pada umumnya dapat diklasifikasikan menjadi :
    1. Tranduser atau sensor mekanik
      Termasuk sensor perpindahan, lokasi atau posisi, sensor level, dan sensor gerakan (kecepatan). Tranduser mekanik banyak digunakan pada sistem servomekanik
    2. Tranduser atau sensor temperatur
      Tranduser atau sensor temperatur banyak digunakan pada sistem kontrol proses.

=============================================================================
 Catatan Editor :
            Okeh, sekian materi dari editor semoga berguna bagi teman-teman semua dan jangan lupa share postingan ini keteman kalian. Tinggalkan Komentar pada kolom dibawah jika ada yang perlu ditanyakan. 
            Untuk meambahkan emoji pada kolom komentar dapat mengetik "emot0, emot1, dll" tanpa tanda kutip. Untuk mengetahui jenis emot yang dipakai, tinggal arahkan kursor ke tepat list emoji diatas kolom komentar.  Terimakasih~

=============================================================================
Daftar Pustaka yang admin gunakan sebagai referensi :
  1. Buku Ajar Sistem Kontrol (Jilid I) - Mohamad Agung Prawira Negara
Read more...

Monday, 4 May 2020

SISTEM KENDALI : ISTILAH - ISTILAH dan PENDAHULUAN

0 comments
Hallo sahabat seperjuangan, apakabar hari ini? semoga baik-baik saja. Setelah beberapa bulan tidak pernah update kali ini admin akan membahas mengenai Sistem kendali dalam tenaga listrik. Okehh,, tanpa berlama-lama langsung saja simak pembahasan dibawah ini.
================================================================================
Pada postingan kali ini admin akan membahas mengenai sistem kendali dalam ilu tenaga listrik. Semelum melangkah lebih jauh mengenai sistem kendalai, akan lebih baik mengenal istilah-istilah dalam sistem kendali terlebih dahulu. Hal ini bertujuan mempermudah dalam mempelajari materi ini.
  1. Sistem : sistem merupakan kumpulan komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu
  2. Proses : proses adalah nama lain dari sistem. Proses dapat dikatakan suatu operasi yang berlangsung secara kontinyu yang ditandai oleh suatu deretan perubahan kecil yang berututan dengan cara yang reltif tetap dan menuju ke suatu hasil atau keadaan akhir tertentu. Setiap operasi yang dikontrol disebut proses.
  3. Plant : plant adalah seperangkat peralatan yang hanya terdiri dari beberapa bagian mesin yang bekerja bersama-sama, yang digunakan untuk melakukan suatu operasi tertentu.
  4. Variabel : variabel adalah suatu besaran yang nilainya dapat berubah-ubah. Variabel dapat diklasifikasikan menjadi 3 komponen yaitu :
    • Masukan merupakan variabel yang menyebabkan atau menghasilkan keluaran.
    • Keluaran merupakan variabel yang merupakan hasil atau respon nyata dari sistem kontrol.
    • Parameter merupakan variabel yang tertentu dan konstan berkaitan dengan batasan fisik dari sistem.
  5. Selain itu variabel juga dapat diklasifikasikan menjadi :
    • Variabel yang dimanipulasi : variabel atau keadaan yang diubah oleh kontroler untuk mempengaruhi nilai variabel yang dikontrol. Singkatnya variabel ini adalah suatu masukan yang dapat kita atur.
    • Variabel yang dikontrol : besaran atau keadaan yang diukur dan dikontrol.
    • Variabel exogenous : masukan yang berasal dari luar sistem dan tidak dapat diubah oleh kontroler
    Klasifikasi variabel ini dapat dinyatakan dalam diagram blok berikut :
    dimana
    d : variabel exogenous
    u : variabel yang dimanipulasi
    y : variabel yang dikontrol

  6. Sistem Kontrol : Kontrol atau pengaturan adalah upaya yang dilakukan untuk menjaga/mencapai kondisi yang diinginkan pada sistem fisik dengan mengubah-ubah variabel tertentu yang dipilih. Sistem kontrol merupakan sistem yang komponen-komponenya telah dikonfigurasi untuk menghasilkan karakteristik sistem yang diinginkan. Teknik sistem kontrol merupakan pengembangan konfigurasi komponen-komponen yang tepat untuk mencapai objek performasi
  7. Kontroler : kontroler ddalam sistem kontro yang menghasilkan sinyal kontrol. Dalam sistem kontrol khususnya sistem kontrol loop tertutup, kontroler akan membandingkan setpoint dengan variabel keluaran, menghitung beberapa banyak koreksi yang dilakukan, dan mengeluarkan sinyal koreksi sesuai dengan perhitungan.
  8. Sistem Kontrol Umpanbalik : sistem yang cenderung mempertahankan suatu hubungan yang telah ditentukan antara keluaran sistem dan masukan acuan (setpoint) dengan membandingkan keduanya dan menggunakan perbedaannya sebagai sinyal kontrol. Pada sistem kontrol umpan balik, keluaran sistem berpengaruh terhadap aksi pengaturan.
    Contoh : sistem kontrol temperatur pada oven listrik.
  9. Temperatur di dalam oven listrik diukur oleh sensor temperatur, yang merupakan alat analog. Temperatur analog dikonversi menjadi temperatur digital oleh konverter A/D. Temperatur digital tersebut dimasukkan ke kontroler melalui sebuah anatarmuka. Temperatur digital ini dibandingkan dengan temperatur masukan yang diprogram, dan jika terdapat kesalahan, kontroler mengirim sinyal ke pemanas, melalui sebuah antarmuka, penguat, dan relai untuk membawa temperatur oven listrik ke nilai yang dikehendaki.
  10. Sistem Kontrol Sekuensial : Sistem kontrol sekuensial adalah sistem yang melakukan operasi secara otomatis step by step yang bekerja sesuai dengan aturan yang telah ditentukan.
    Kontrol sekuensial dapat dibagi menjadi 3 katagori sebagai berikut :
    .
    1. Sistem melakukan urutan berikutnya jika kondisi yang ditentukan sebelumnya terpenuhi (conditional control)
    2. SIstem melaksanakan urutan berikutnya jika telah mencapai waktu yang telah ditentukan (time schedule control)
    3. Sistem dimana waktu pelaksanaan atau interval waktu tidak penting, hanya urutan operasi yang telah ditetapkan yang dipentingkan (executive control).
    Contoh sistem kontrol sekuensial : sistem kontrol pada lampu lalu lintas, konveyor, lift, mesin cuci dan lainnya.
  11. Sistem Kontrol Proses : Sistem kontrol proses merupakan sistem kontrol otomatis dimana keluarannya adalah suatu variabel seperti temperatur, tekanan,aliran, level cairan atau pH. Kontrol proses secara luas digunakan di industri.
    Contoh sistem kontrol proses adalah :
    1. Pengaturan temperatur pada oven listrik
    2. Pengaturan level air pada tandon air, dan lain-lain
  12. Servomekanik : Servomekanik merupakan sistem kontrol umpanbalik dimana keluarannya adalah variabel berupa posisi, kecepatan, atau percepatan.
  13. Contoh servomekanik :
    1. Sistem kontrol lengan robot, dimana lengan robot harus mengikuti jalan tertentu di ruangan yang telah ditentukan.
    2. Sistem pendaratan otomatis pesawat udara, dimana pesawat udara harus mengikuti jalan di angkasa yang telah ditentukan, dan lain-lain.
Selanjutnya kita akan membahas mengenai dasar dari sistem kendali. Dasar sistem kendali dikategorigan menjadi dua sistem, sistem kontrol loop terbuka dan sistem kontrol loop tertutup.

  1. SISTEM KONTROL LOOP TERBUKA
  2. Sistem kontrol loop terbuka merupakan suatu sistem kontrol yang keluarannya tidak mempunyai pengaruh terhadap aksi kontrol. Pada sistem kontrol loop terbuka tidak terdapat jaringan umpan balik. Dengan kata lain, sistem kontrol loop terbuka keluarannya tidak dapat digunakan sebagai perbandingan umpan balik dengan masukan.
    Representasi diagram blok sederhana dari sistem kontrol loop terbuka adalah sebagai berikut :
    Berdasarkan diagram bloknya, dapat kita ketahui bahwa pada sistem kontrol loop terbuka keluaran sistem tidak mempengaruhi masukan ke plant.
    Contoh sistem kontrol loop terbuka :
    Sistem kontrol nyala api pada kompor gas
    Besar kecilnya nyala api pada kompor gas tergantung pada tinggi rendahnya tekan gas Ps yang diatur melalui valve input. Sehingga pada kontrol nyala api kompor gas, output nyala api open loop terhadap valve input.

    DIbanding dengan sistem kontrol loop tertutup, kelebihan sistem kontrol loop terbuka adalah :

    • Konstruksi sederhana
    • Tidak memerlukan banyak komponen sehingga pemeliharaan lebih murah
    • Tidak ada persoalan stabilitas
    • Cocok apabila keuaran sulit diukur atau secara ekonomis tidak fisibel.
    Sedangkan kekurangan sistem kontrol loop terbuka adalah:
    • Keluaran sistem mungkin berbeda terhadap apa yang diinginkan
    • Rekalibrasi harus dilakukan dari waktu ke waktu
    • Dapat digunakan hanya jika hubungan antara masukan dan keluaran diketahui
    • Dapat digunakan hanya jika tidak terdapat gangguan internal maupun eksternal

  3. SISTEM KONTROL LOOP TERTUTUP
  4. Sistem kontrol loop tertutup merupakan sistem kontrol dimana sinyal keluaran mempunyai pengaruh langsung terhadap sinyal kontrol (aksi kontrol). Pada sistem kontrol loop tertutup terdapat jaringan umpanbalik (feedback) karenanya sistem kontrol loop tertutup seringkali disebut sebagai sistem kontrol umpanbalik. Praktisnya, istilah kontrol loop tertutup dan sistem kontrol umpanbalik dapat saling dipertukarkan penggunaannya. Representasi diagram blok dari sistem kontrol loop tertutup adalah sebagai berikut :
    Pada sistem kontrol loop tertutup, sinyal keluaran dari plant atau sinyal keluaranterukur dari elemen ukur (biasanya sensor atau tranduser) diumpanbalikkan untuk dibandingkan dengan setpoint. Perbedaan antara sinyal keluaran dan setpoint yaitu sinyal kesalahan atau error, disajikan ke kontroler sedemikian rupa untuk mengurangi kesalahan dan membawa keluaran sistem ke nilai yang dikehendaki. Jadi, pada sistem kontrol loop tertutup keluaran sistem digunakan untuk menentukan sinyal masukan ke plant.
    Contoh sistem kontrol loop tertutup :
    Sistem Kontrol Kecepatan Govenor
    Perinsip kerja dari sistem kontrol kecepatan govenor adalah sebagai berikut :

    • Kecepatan governor disetel sesuai dengan kecepatan yang diinginkan dan tidak terdapat tekanan minyak yang masuk dalam sisi silinder.
    • Jika kecepatan mesin yang sebenarnya turun di bawah harga yang diinginkan, maka gaya sentrifugal dari governor kecepatan mengecil, menyebabkan katup pengontrol (katup pilot) bergerak ke bawah, mencatu bahan bakar yang lebih banyak sehingga kecepatan mesin membesar sampai dicapai harga yang diinginkan.
    • Sebaliknya, jika kecepatan mesin melebihi nilai yang diinginkan, maka gaya sentrifugal dari governor kecepatan membesar, menyebabkan katup pengontrol (katup pilot) bergerak ke atas. Hal ini akan memperkecil catu bahan bakar sehingga kecepatan mesin mengecil sampai dicapai nilai yang diinginkan.
    Diagram skematik dari sistem kontrol kecepatan govenor adalah sebagai berikut.

    Dibandingkan dengan sistem kontrol loop terbuka, kelebihan kontrol loop tertutup adalah :
    • Dapat mengatasi ketidakpastian pengetahuan akan plant dan perubahan kelakuan atau karakteristik plant
    • Nonlinearitas komponen tidak terlalu mengganggu
    • Ketelitian (accuracy) terjaga
    Sedangkan kekurangan sistem kontrol loop tertutup adalah :
    • Perlengkapan lebih komplek dan lebih mahal dibandingkan dengan kontrol loop terbuka
    • Instalasi perawatannya lebih sulit
    • Kecendrungan ke arah osilasi

=============================================================================
 Catatan Editor :
            Okeh, sekian materi dari editor semoga berguna bagi teman-teman semua dan jangan lupa share postingan ini keteman kalian. Tinggalkan Komentar pada kolom dibawah jika ada yang perlu ditanyakan. 
            Untuk meambahkan emoji pada kolom komentar dapat mengetik "emot0, emot1, dll" tanpa tanda kutip. Untuk mengetahui jenis emot yang dipakai, tinggal arahkan kursor ke tepat list emoji diatas kolom komentar.  Terimakasih~

=============================================================================
Daftar Pustaka yang admin gunakan sebagai referensi :
  1. Buku Ajar Sistem Kontrol (Jilid I) - Mohamad Agung Prawira Negara
Read more...