Pages

 

Monday, 27 April 2020

BIOMASSA adalah Alternatif Energi untuk Pedesaan (Part 2)

0 comments
Hallo sahabat seperjuangan, apakabar hari ini? semoga baik-baik saja. Setelah beberapa bulan tidak pernah update kali ini admin akan membahas mengenai biomassa sebagai alternatif energi listrik untuk menerangi pedesaan part 2. Jika ingin melihat pembahasan bagian pertama bisa klik link iniOkehh,, tanpa berlama-lama langsung saja simak pembahasan dibawah ini.
================================================================================

Pada Postingan ini akan membahas mengenai perancangan pembangkitan energi listrik tenaga Biomassa. Perancangan ini hanyalah dalam ruang lingkup yang sederhana (tidak kompleks).

Contoh Studi kasus Sederhana :

Misalkan disuatu desa A terdapat kelompok ternak sapi memiliki anggota sekitar 32 orang. Dimana setiap orang memlihara sekitar 1 sampai 3 ekor sapi, dengan asumsi setiap ekor sapi menghasilkan massa kotoran sekitar 5 Kg/hari.

Biomassa adalah kesuluruhan materi dari mahlukhidup yang memiliki potensi sebagai sumber energi terbarukan. Lantas perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa berdasarkan kasus diatas?


E. Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa
Energi biomasa dari kotoran hewan lebih dikenal sebagai energi biogas. Prinsip kimia yang berhubungan dengan pembentukan biogas adalah prinsip terjadinya fermentasi dari karbohidrat, lemak dan protein dan bakteri metan. Bila tidak dicampur dengan udara, satu gram bahan selulosa menghasilkan 825 cm3 gas bertekanan atmosferik yang terdiri dari 68 % CH4 dan 32 % CO2. Kotoran sapi merupakan kotoran yang paling efisien digunakan sebagai penghasil biogas karena setiap 10-20 kg kotoran perhari dapat menghasilkan 2 m3 biogas. Dimana energi yang terkandung dalam 1 m3 biogas sebesar 4,7 kWh atau dapat memenuhi kebutuhan memasak bagi satu keluarga (4-5 orang) selama 3 jam. Sebagai gambaran 1 m3 biogas dapat digunakan untuk menyalakan lampu 60 Watt selama 7 jam . Hal ini berarti 1 m3 biogas menghasilkan energi = 60 W x 7 jam = 420 Wh = 0.42 kWh, ini membuktikan tenaga biogas sangat efektif dalam pembangkit listrik ramah lingkungan.
Berdasarkan sumber yang telah dirujuk, komponen kimia yang terdapat pada 1m3 biogas adalah sebagai berikut


Proses produksi biogas dari bahan organik dibantu dengan bantuan bakteri pengurai. Proses degradasi material organik ini tanpa melibatkan oksigen disebut anaerobik digestion gas yang dihasilkan sebagian besar (lebih 50 % ) berupa metana. Material organik yang terkumpul pada digester (reaktor) akan diuraiakan menjadi dua tahap dengan bantuan dua jenis bakteri. Tahap pertama material orgranik akan didegradasi menjadi asam asam lemah dengan bantuan bakteri pembentuk asam. Bakteri ini akan menguraikan sampah pada tingkat hidrolisis dan asidifikasi. Hidrolisis yaitu penguraian senyawa kompleks atau senyawa rantai panjang seperti lemak, protein, karbohidrat menjadi senyawa yang sederhana. Sedangkan asifdifikasi yaitu pembentukan asam dari senyawa sederhana. Setelah material organik berubah menjadi asam asam, maka tahap kedua dari proses anaerobik digestion adalah pembentukan gas metana dengan bantuan bakteri pembentuk metana seperti methanococus, methanosarcina, methano bacterium. Biogas sebagian besar mengandung gas metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2), dan beberapa kandungan yang jumlahnya kecil diantaranya hydrogen sulfida (H2S) dan ammonia (NH3) serta hydrogen dan (H2), nitrogen yang kandungannya sangat kecil. Energi yang terkandung dalam biogas tergantung dari konsentrasi metana (CH4). Semakin tinggi kandungan metana maka semakin besar kandungan energi (nilai kalor) pada biogas, dan sebaliknya semakin kecil kandungan metana semakin kecil nilai kalor. Kualitas biogas dapat ditingkatkan dengan memperlakukan beberapa parameter yaitu : Menghilangkan hidrogen sulphur, kandungan air dan karbon dioksida (CO2).
Perencanaan pembangkit listrik tenaga biomasa di kelompok ternak sapi desa A dapat dilihat seperti gambar dibawah ini


Berdasarkan gambar 3.1 perencanaan PLT Biogas di kelompok ternak desa A menggunagan digester bertipe fixed dome. Fixed dome plant memiliki bentuk separuh mangkuk dengan rangka berbentuk lingkaran yang tertanam didalam tanah senhingga tidak memerlukan ruang (diatas permukaan tanah) yang terlalu besar. Dinding digester tipe fixed dome plant dibuat dari batu bata yang dilapisi dengan adonan semen, pasir dan kerikil (1:2:4) dengan ketebalan 1 cm. Kemudian dinding digester dilapisi lagi dengan plesteran adonan semen dan pasir (1:4) dengan ketebalan 2 cm. Perlu diketahui bahwa batu bata yang dipergunakan mempunyai ukuran 23 x 11 x 5.5 cm. Sehingga dinding digester mempunyai ketebalan = 5.5 + 2 + 1 = 8.5 cm. Sebelum pembuatan instalasi biogas, maka harus ditentukan kapsitas fixed dome plant yang akan dibuat dengan menggunakan persamaan berikut


Selain Hal diatas ada beberapa syarat yang harus diperhitungkan dalam membangun digester adalah sebagai berikut
  1. Digester yang akan dibangun harus terletak di tempat yang terkena sinar matahari secara langsung.
  2. Dekat dengan sumber bahan baku yaitu faeces, jadi sebaiknya dekat dengan kandang ternak.
  3. Dekat dengan sumber air dan persediaan yang cukup untuk bahan pengencer kotoran ternak.
  4. Harus ada pencampuran secara rutin, sehingga bakteri berinteraksi dengan kotoran.
  5. Instalasi biogas yang dibangun harus mempunyai keadaan optimum sebagai berikut :
    1. Tidak ada oksigen atau keadaan anaerobic.
    2. Temperature 85oF - 95o
F (29oC - 35oC)
  • pH 6.8 – 7.2
  • Tidak ada racun dalam kotoran.

  • Bagaimana prinsip kerja dari Pembangkil Listrik Tenaga Biogas (PLT-Bio) tersebut?


    Gambar di atas merupakan prinsip kerja dari Pembangkit Listrik Tenaga Biomasa (PLT Biogas).Secara sederhana prinsip kerja dari PLT Biogas dibagi 3 bagian yaitu, tempatpenampungan kotoran kasar pertama, yang berfungsi sebagai tempat melarutkan kotoran sapi dengan air. Bagian kedua yaitu tangki fermentasi atau sering disebut dengan digester, yaitu tempat proses fermentasi anaerob dari kotoran sapi dengan bantuan bakteri sehingga menghasilkan gas metana sebagai sumber energi yang dapat digunakan sebagai pembangkit listrik. Bagian Ketiga adalah tangki penampungann zat sisa yang telah melalui proses fermentasi, dimana dapat dimanfaatkan kembali sebagai pupuk organik. Penjelasan mengenai prinsip kerja dari PLT Biogas lebih jelas adalah sebagi berikut.
    1. Kotoran hewan dimasukkan dalam tangki pertama lalu diisikan air agar kotoran sapi menjadi larut dan lebih mudah nantinya proses penguraian oleh bakteri pada digester. Perbandingan dantara besar volume kotoran dan volume air adalah sekitar 2:3.
    2. Setelah melalui proses pencairan, kotoran terseput memasuki tangki fermentasi atau digester, pada digester ini terjadi proses anaerobic digestion. Pada proses anaerobic digestion adalah proses fermentasi yang dilakukan oleh bakteri tertentu dalam keadaan tidak ada oksigen. Bakteri pengurai tersebut hidup dalam suasana tidak ada oksigen bebas, jadi pada tangki diharapkan tertutup rapat dan tidak ada celah udara keluar masuk tangki. Proses fermentasi oleh bakteri ini secara anaerobic berkisar sekitar 7-10 hari. Setelah kotoran terurai oleh mikroba pengurai maka akan menghasilkan gas dan kemudian untuk proses selanjutnya gas tersebut dapat digunakan sebagi sumber energi pembangkit listrik .Pada digester ini juga dilengkapi dengan alat bernama manometer. Manometer sendiri merupakan alat ukur tekanan udara dalam ruang tertutup.
    3. Setelah gas metana (CH4) terbentuk, gas ini akan menempati ruang setengah bola pada tangki fixed dome. Setelah itu gas metana ini akan disalurkan ke penampungan biogas melalui saluran pipa. Dari penampungan biogas ini gas metana yang terbentuk dapat dimanfaatkan sebagi sumber energi, baik sebagai pembangkit listrik ataupun pemanas.
    4. Kotoran residu yang telah melewati gigester dialirkan ke tangki residu dan dapat dimanfaatkan lagi sebagai pupuk organik.
    Biasanya pada proses fermentasi yang berlangsung pada digester, tangki digester yang digunakan dilengkapi dengan pengaduk mekanik. Ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kerak pada didinding tangki yang dikarenakan kotoran yang menumpuk.
    F. Perkiraan Besar Energi Listrik yang Dapat Dibangkitkan
    Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis pada kelompok ternak sapi di Desa A bahwa kelompok ternak sapi memiliki anggota sekitar 32 orang. Dimana setiap orang memlihara sekitar 1 sampai 3 ekor sapi, dengan asumsi setiap ekor sapi menghasilkan massa kotoran sekitar 5 Kg/hari. Sehingga total massa kotoran sapi per hari dapat dilihat sebagai berikut.


    Berdasarkan data pada tabel diatas maka dapat diperkirakan besar tangki digenser yang dapat dibangun berdasarkan persamaan I dan II


    Berdasarkan data diatas maka dapat diperkirakan produksi biogas yang dapat dihasilkan per hari dengan persamaan berikut


    Sehingga besar potensi biogas yang dapat dihasilkan berdasarkan data jumlah kotoran sapi perhari adalah :


    Besar potensi gas metana yang dapat dihasilkan, dihitung menggunakan persamaan berikut


    Besar potensi energi yang dapat dihasilkan dapat dihitung dengan persamaan berikut :


    Berdasarkan hasil diatas bahwa energi yang dihasilkan 225 kg kotoran sapi perhari dapat menghasilkan potensi energi listrik sebesar 4,48 kWh/ hari atau 0,186 kWh/jam. Agar lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut.


    Berdasarkan tabel diatas potensi energi listrik yang dapat dibangkitkan jika dibangun PLT Biogas kelompok ternak sapi di Desa A diperkirakan sebesar 4,48kWh/hari
    Jika kita menghubungkan output biogas dengan generator (genset biogas 600 watt CC700-MG) dengan spesifikasi sebagai berikut.


    Berdasarkan data pada gambar diatas generator tersebut mengkonsumsi bahan bakan biogas sebesar 0,84m3 per jam agar generator dapat bekerja. Pada tabel 3.3 dapat dilihat bahwa potensi gas metana yang dapat dibangkitkan adalah sebesar 4,898 m3/hari atau sama dengan 0,2m3/jam artinya memerlukan waktu sekitar 4 jam untuk dapat mengoprasikan generator selama 1 jam. Oleh karena itu dibutuhkan tangki/penampung gas metana yang bervolume besar terlebih dahulu sebelum gas tersebut dialirkan ke generator.
    Read more...

    Friday, 17 April 2020

    BIOMASSA adalah Alternatif Energi untuk Pedesaan (Part 1)

    1 comments
     Hallo sahabat seperjuangan, apakabar hari ini? semoga baik-baik saja. Setelah beberapa bulan tidak pernah update kali ini admin akan membahas mengenai biomassa sebagai alternatif energi listrik untuk menerangi pedesaan. Okehh,, tanpa berlama-lama langsung saja simak pembahasan dibawah ini.
    ================================================================================
    Biomassa adalah bahan bakar yang dapat diperbaharui dan secara umum berasal dari makhluk hidup (non-fosil) yang didalamnya tersimpan energi atau dalam definisi lain, biomassa merupakan keseluruhan materi yang berasal dari makhluk hidup, termasuk bahan organik yang hidup maupun yang mati, baik di atas permukaan tanah maupun yang ada di bawah permukaan tanah. Biomassa merupakan produk fotosintesa dimana energi yang diserap digunakan untuk mengkonversi karbon dioksida dengan air menjadi senyawa karbon, hidrogen, dan oksigen. Biomasa bersifat mudah didapatkan, ramah lingkungan dan terbarukan. Secara umum potensi energi biomassa berasal dari limbah tujuh komoditif yang berasal dari sektor kehutanan, perkebunan dan pertanian.

    Biomassa artinya bahan bakar yang dapat diperbaharui dan secara umum berasal dari makhluk hidup (non-fosil) yang didalamnya tersimpan energi. Lantas Bagaimana pembentukan dari biomassa itu sendiri, khususnya biogas?


    A. Pembentukan Biogas
    Pembentukan biogas relatif sederhana, prinsip dasarnya adalah memasukkan substrat berupa bahan organik seperti kotoran ternak atau limbah pertanian lainnya ke dalam tabung reaktor / digester yang anaerob. Subtract atau bahan bahan organik dalam tabung digester mengalami fermentasi yang dilakukan oleh bakteri anaerob sehingga menghasilkan biogas yang selanjutnya dapat digunakan sebagai sumber energi. Gas yang dihasilkan selama proses fermentasi dalam digester sebagian besar berupa metana yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi.
    Proses terbentuknya biogas dari material organik yang terkumpul pada digester (reaktor) diuraikan menjadi dua tahap dengan bantuan bakteri. Tahap pertama material orgranik didegradasi menjadi asam lemah oleh bakteri pembentuk asam. Bakteri tersebut menguraikan sampah pada tingkat hidrolisis dan asidifikasi. Hidrolisis yaitu penguraian senyawa kompleks atau senyawa rantai panjang seperti lemak, protein, karbohidrat menjadi senyawa yang sederhana. Sedangkan asidifikasi yaitu pembentukan asam dari senyawa sederhana. Setelah material organik berubah menjadi asam asam, maka tahap kedua dari proses anaerobik digestion adalah pembentukan gas metana dengan bantuan bakteri pembentuk metana seperti methanococus, methanosarcina, methano bacterium. Perkembangan proses anaerobik digestion telah berhasil pada banyak aplikasi. Proses biologis pembentukan biogas dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap hidrolisis, tahap pengasaman, dan tahap methanogenik.
    1. Tahap Hidrolisis
    2. Bahan Organik yang terdiri dari karbohidrat, lemak, protein yang terdapat pada material organik terhidrolisis. Materi organik kompleks dipecah oleh enzim extraseluler yang dihasilkan bakteri hidrolitik menjadi materi organik yang lebih sederhana. Produk yang dihasilkan larut di dalam air yang selanjutnya digunakan oleh bakteri pembentuk asam.
    3. Tahap Pembentukan Asam
    4. Molekul monomer glukosa yang merupakan hasil dari tahap hidrolisis difermentasikan dalam keadaan anaerob menjadi beberapa benuk asam dengan bantuan enzim yang diproduksi oleh bakteri pembentuk asam. Monomer glukosa yang terdiri dari 6 atom diubah menjadi molekul-molekul yang mempunyai atom karbon sedikit (bersifat asam) yaitu antara lain molekul asam asetat (CH3COOH) dan etanol (CH3CH2OH).
    5. Tahap Methanogenik
    6. Pada tahap methanogenik, asam-asam organik selanjutnya dirombak oleh bakteri Methanogen menjadi gas metana, karbondioksida dan beberapa gas dalam jumlah rendah. Beberapa referensi menyebutkan bahwa bakteri yang berperan dalam proses degradasi bahan organik secara anaerob, yaitu:
      1. Kelompok bakteri Fermentatif :Streptococoi, Bacterioides dan Enterobacterriaceae.
      2. Kelompok bakteri Asetogenik : Desulfovibrio.
      3. Kelompok bakteri Methanogenesis :Methanobacterium, Methanococcus.

      Apa itu Pembangkit Listrik Tenaga Biogas? Bagaimana Cara Kerjanya? Apa saja Komponen dari Pembangkit Listrik Tenaga Biogas?


      B. Pembangkitan Listrik Tenaga Biomassa
      Pembangkit listrik tenaga biomassa (PLT-Bio) adalah proses pembangkitan energi listrik dengan meanfaatkan bahan baku biomassa. Gas metana (CH4) merupakan sumber utama dari proses pembangkitan energi listrik ini.Melalui proses fermentasi anaerobic, biomassa yang digunakan di tampung dalam suatu wadah yang disebut dengan digester. Digester merupakan peralatan atau wadah untuk melakukan fermentasi anaerob terhadap biomassa yang ada agar mendapatkan biogas yang maksimal untuk dijadikan sumber energi. Dalam pembangunan digester beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
      1. Lingkungan Abiotis
      2. Digester harus tetap dijaga dalam keadaan abiotis (tanpa kontak langsung dengan Oksigen (O2)). Udara yang mengandung O2 yang memasuki digester menyebabkan penurunan produksi metana, karena bakteri berkembang pada kondisi yang tidak sepenuhnya anaerob.
      3. Temperatur
      4. Secara umum, ada 3 rentang temperatur yang disenangi oleh bakteri, yaitu:
        1. Psicrophilic (suhu 4–20oC). Biasanya untuk negara-negara subtropics atau beriklim dingin.
        2. Mesophilic (suhu 20–40oC).
        3. Thermophilic (suhu 40 – 60oC). Digunakan hanya untuk men-digesti material, bukan untuk menghasilkan biogas.
        Untuk negara tropis seperti Indonesia, digunakan unheated digester (digester tanpa pemanasan) untuk kondisi temperatur tanah 20–30oC.

      5. Kebutuhan Nutrisi
      6. Bakteri fermentasi membutuhkan beberapa bahan gizi tertentu dan sedikit logam. Kekurangan salah satu nutrisi atau bahan logam yang dibutuhkan dapat memperkecil proses produksi metana. Nutrisi yang diperlukan antara lain ammonia (NH3) sebagai sumber Nitrogen, nikel (Ni), tembaga (Cu), dan besi (Fe) dalam jumlah yang sedikit. Selain itu, fosfor dalam bentuk fosfat (PO4), magnesium (Mg) dan seng (Zn) dalam jumlah yang sedikit juga diperlukan. Tabel berikut adalah kebutuhan nutrisi bakteri fermentasi.

        bakteri, fermentasi, biomassa, biogas, nutrisi

      7. Kandungan Bahan Kering
      8. Tiap jenis bakteri memiliki nilai “kapasitas kebutuhan air” tersendiri. Bila kapasitasnya tepat, maka aktifitas bakteri juga akan optimal. Proses pembentukan biogas mencapai titik optimum apabila konsentrasi bahan kering terhadap air adalah 0,26 kg/l.
      9. Pengadukan
      10. Pengadukan dilakukan untuk mendapatkan campuran substrat yang homogen dengan ukuran partikel yang kecil. Pengadukan selama proses dekomposisi untuk mencegah terjadinya benda-benda mengapung pada permukaan cairan dan berfungsi mencampur methanogen dengan substrat. Pengadukan juga memberikan kondisi temperatur yang seragam dalam digester.
      11. Kandungan Zat Beracun (Toxic)
      12. Zat Racun (toxic). Beberapa zat racun yang dapat mengganggu kinerja digester antara lain air sabun, detergen, creolin. Berikut adalah tabel beberapa zat beracun yang mampu diterima oleh bakteri dalam digester.

        Racun, Zat Beracun, Sulfat, Toxic

      C. Jenis-jenis Digester
      1. Berdasarkan Konstruksinya
        1. Fixed Dome

        2. Fixed Dome, Digester, Biomassa, Biogas

          Digester ini memiliki volume tetap sehingga produksi gas akan meningkatkan tekanan dalam reaktor (digester). Karena itu, dalam konstruksi ini gas yang terbentuk akan segera dialirkan ke pengumpul gas di luar reaktor
        3. Foating Dome

        4. Floating Dome, Dgester, Biogas, Biomassa

          Pada tipe ini terdapat bagian pada konstruksi reaktor yang bisa bergerak untuk menyesuaikan dengan kenaikan tekanan reaktor. Pergerakan bagian reaktor ini juga menjadi tanda telah dimulainya produksi gas dalam reaktor biogas. Pada reaktor jenis ini, pengumpul gas berada dalam satu kesatuan dengan reaktor tersebut.
      2. Berdasarkan Arah Aliran Bahan Baku
        1. Bak (batch)
        2. Pada tipe ini, bahan baku reaktor ditempatkan di dalam wadah (ruang tertentu) dari awal hingga selesainya proses digesti. Umumnya digunakan pada tahap eksperimen untuk mengetahui potensimgas dari limbah organik
        3. Mengalir (Continous)
        4. Untuk tipe ini, aliran bahan baku masuk dan residu keluar pada selang waktu tertentu. Lama bahan baku selama dalam reaktor disebut waktu retensi hidrolik (hydraulic retention time/HRT)
      D. Komponen Utama Digester

      Digester, Biogas, Biomassa, Komponen Utama

      Berdasarkan gambar diatas suatu digester terdiri dari beberapa komponen utama yakni
      1. Saluran masuk slurry (kotoran segar)
      2. Saluran ini digunakan untuk memasukkan slurry (campuran kotoran ternak dan air) ke dalam reaktor utama. Pencampuran ini berfungsi untuk memaksimalkan potensi biogas, memudahkan pengaliran, serta menghindari terbentuknya endapan pada saluran masuk.
      3. Saluran Keluar Residu
      4. Saluran ini digunakan untuk mengeluarkan kotoran yang telah difermentasi oleh bakteri. Saluran ini bekerja berdasarkan prinsip kesetimbangan tekanan hidrostatik. Residu yang keluar pertama kali merupakan slurry masukan yang pertama setelah waktu retensi. Slurry yang keluar sangat baik untuk pupuk karena mengandung kadar nutrisi yang tinggi
      5. Katup Pengamanan Tekanan (Control valve)
      6. Katup pengaman ini digunakan sebagai pengatur tekanan gas dalam biodigester. Katup pengaman ini menggunakan prinsip pipa T. Bila tekanan gas dalam saluran gas lebih tinggi dari kolom air, maka gas akan keluar melalui pipa T, sehingga tekanan dalam biodigester akan turun.
      7. Sistem Pengaduk
      8. Pengadukan dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya, pengadukan mekanis, sirkulasi substrat biodigester, dan sirkulasi ulang produksi biogas ke atas biodigester menggunakan pompa. Pengadukan ini bertujuan untuk mengurangi pengendapan dan meningkatkan produktifitas digester karena kondisi substrat yang seragam.
      9. Saluran Gas
      10. Saluran gas ini disarankan terbuat dari bahan polimer untuk menghindari korosi. Untuk pembakaran gas pada tungku, pada ujung saluran pipa bisa disambung dengan pipa baja antikarat.
      11. Tangki Fermentasi
      12. Terdapat dua jenis tangki penyimpan gas, yaitu tangki bersatu dengan unit reaktor (floating dome) dan terpisah dengan reaktor (fixed dome). Untuk tangki terpisah, konstruksi dibuat khusus sehingga tidak bocor dan tekanan yang terdapat dalam tangki seragam, serta dilengkapi H2S removal untuk mencegah korosi.
      D. Generator Set (Genset)

      Genset, Generator, Geenrator Set

      Genset atau yang merupakan singkatan dari Generator Set ini adalah sebuah Perangkat yang mampu menghasilkan daya listrik. Genset ini merupakan seperangkat atau gabungan antara generator atau alternator dan engine yang dapat digunakan sebagai alat pembangkit listrik generator set terdiri atas mesin engine (motor penggerak) dan juga generator / alternator, seperti yang telah di jelaskan sebelumnya. Engine yang satu ini menggunakan bahan bakar berupa solar (mesin diesel) atau dapat juga menggunakan biogas, sedangkan untuk generatornya sendiri merupakan sebuah gulungan kawat yang di buat dari tembaga yang terdiri atas kumparan statis atau stator dan di lengkapi pula dengan kumparan berputar atau rotor. Dalam proses kerjanya, menurut ilmu fisika, engine memutar rotor dalam sebuah generator yang selanjutnya hal ini menimbulkan adanya medan magnet pada bagian kumparan generator. Selanjutnya medan magnet ini kemudian akan melakukan interaksi dengan rotor yang kemudian akan berputar dan akan menghasilkan sebuah arus listrik dimana hal ini sesuai dengan hukum lorentz.

      Okehh,, cukup untuk pembahasan kali ini akan dilanjutkan pada postingan berikutnya.....(Part 2)

      =============================================================================
       Catatan Editor :
                  Okeh, sekian materi dari editor semoga berguna bagi teman-teman semua dan jangan lupa share postingan ini keteman kalian. Tinggalkan Komentar pada kolom dibawah jika ada yang perlu ditanyakan. 
                  Untuk meambahkan emoji pada kolom komentar dapat mengetik "emot0, emot1, dll" tanpa tanda kutip. Untuk mengetahui jenis emot yang dipakai, tinggal arahkan kursor ke tepat list emoji diatas kolom komentar.  Terimakasih~
    Read more...