Halo sahabat blogger, bagaimana hari ini?, semoga baik-baik saja dan sehat selalu. Kali ini saya akan membahas mengenai sistem distribusi tenaga listrik. Okeh langsung saja....
1. KONSEP PENYALURAN TENAGA LISTRIK
2. SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK
3. STRUKTUR JARINGAN DISTRIBUSI
A. Gardu Induk
B. Jaringan Distribusi Primer
C. Gardu Distribusi
D. Jaringan Distribusi Sekunder
4. KLASIFIKASI JARINGAN DISTRIBUSI
A. Berdasarkan Nilai Tegangannya
Read more...
1. KONSEP PENYALURAN TENAGA LISTRIK
Konsep penyaluran tenaga listrik secara umum di bedakan menjadi dua yakni saluran Transmisi dan Distribusi. Saluran transmisi merupakan penyaluran tenaga listrik dari pusat pembangkitan listrik ke Gardu Induk (GI). Saluran transmisi biasanya memiliki tegangan lebih besar atau sama dengan 70kV. Di indonesia besar tegangan saluran transmisi adalah 150 kV dan 500 kV. saluran distribusi merupakan penyaluran tenaga listrik dari gardu induk (GI) pusat-pusat beban atau yang lebih dikenal dengan konsumen. Besar tegangan saluran distribusi biasanya 20 kV disebut sebagai saluran tegangan menengah (TM). Pada gardu distribusi tegangan diturunkan menjadi tegangan rendah (380/220 V) untuk dilanjutkan ke konsumen.
Sistem penyaluran tenaga listrik dibagi menjadi dua bagian yakni;
A.Sistem Penyaluran Langsung
Sisitem penyaluran langsung adalah sistem dimana tenaga listrik disalurkan langsung dari pusat pembangkit ke konsumen. Dalam hal ini tegangan dari pembangkit langsung diturunkan ke tegangan rendah. Biasanya sistem ini digunakan untuk konsumen yang berada dekat dengan konsumen.
B. Sistem Penyaluran Tak Langsung
Sistem penyaluran tenaga listrik secara tak langsung adalah sistem dimana penyaluran tenaga listrik dari pembangkit menuju konsumen melewati saluran transmisi dan distribusi. Di Indonesia cenderung menerapkan sistem ini, karena letak konsumen jauh dari pusat pembangkitan.
A. Gardu Induk
Gardu induk biasanya temat transit energi listrik untuk diturunkan menjadi tegangan meegah. Gardu induk merupakan awal dari saluran distribusi tenaga listrik.
B. Jaringan Distribusi Primer
Jaringan distribusi primer merupakan saluran utama tegangan menengah. Pada umumnya besar tegangan pada saluran distribusi primer adalah sebesar 20 kV. Pemberian nilai tegangan yang lebih besar bisa menimbulkan gejala - gejala korona yang dapat menggangu frekuensi radio, TV dan saluran komunikasi lainnya. Sistem konstruksi dari jaringan distribusi primer adalah saluran udara dan saluran bawah tanah, pemilihan konstruksi jaringan ini berdasarakan kondisi lingkungan, nilai ekonomi dan estetika.
C. Gardu Distribusi
Gardu distribusi merupakan peralatan yang digunakan untuk menurunkan nilai tegangan dari saluran distribusi primer ke saluran distribusi sekunder. Komponen utama dari gardu distribusi ini adalah sebuah transformator. kapasitas dari transformator yang digunakan tergantung dari jumlah beban (konsumen) yang dilayani. Komponen lain dari gardu distribusi lainnya adalah arrester, arching horn, fuse cut out (FCO), dan lain sebagainya yang akan dijelaskan lebih rinci pada postingan berikutnya.
D. Jaringan Distribusi Sekunder
Jaringan distribusi sekunder atau biasa disebut sebagai saluran rumah tangga, saluran ini sepanjang gardu distribusi sampai ke beban (konsumen). Bisanya nilai tegangan saluran distibusi sekunder adalah 380 V antar fasa dan 220 V antar fasa.
4. KLASIFIKASI JARINGAN DISTRIBUSI
A. Berdasarkan Nilai Tegangannya
i. Sistem Distribusi Primer : Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya sistem distribusi
primer dimulai dari garu induk sampai dengan gardu distribusi. Biasanya sistem distribusi
primer ini memeiliki tegangan sebesar 20 kV untuk wilayah indonesia.
ii. Sistem Distribusi Sekunder : Sama seperti yang telah dijelaskan sebelumnya sistem
distribusi sekunder dikenal dengan saluran rumah tangga . sistem distibusi sekunder ini
dimulai dari gardu distibusi sampai ke konsumen. Biasanya sistem distribusi sekunder ini
memeiliki tegangan 380 V untuk fasa-fasa dan 220 V untuk fasa - netral.
iii. Tegangan Lebih : Tegangan lebih merupakan perubahan nilai tegangan yang lebih tinggi
dari nilai batas maksimumnya. Pada umumnya hali ini terjadi dikarenakan oleh arus
hubungan singkat, putusnya kawat penghantar, surja petir dan gangguan lainnya.
Berbicara mengenai tegangan lebih ada yang dinamakan tegangan lebih peralihan
( transient over voltage) yakni tegangan kondisi sesaat dimana tegangan berubah
dari posisi normal yang berlangsung cepat dan tak periodik, biasanya tegangan lebih ini
terjadi akibat gangguan dari petir. Tegangan lebih Stasioner adalah kondisi dimana
perubahan nilai tegangan yang berlangsung lama dan periodik.
iv. Standar Tegangan : Merupakan suatu aturan nilai tegangan yang ditetapkan pada
suatu wilayah luas.
primer dimulai dari garu induk sampai dengan gardu distribusi. Biasanya sistem distribusi
primer ini memeiliki tegangan sebesar 20 kV untuk wilayah indonesia.
ii. Sistem Distribusi Sekunder : Sama seperti yang telah dijelaskan sebelumnya sistem
distribusi sekunder dikenal dengan saluran rumah tangga . sistem distibusi sekunder ini
dimulai dari gardu distibusi sampai ke konsumen. Biasanya sistem distribusi sekunder ini
memeiliki tegangan 380 V untuk fasa-fasa dan 220 V untuk fasa - netral.
iii. Tegangan Lebih : Tegangan lebih merupakan perubahan nilai tegangan yang lebih tinggi
dari nilai batas maksimumnya. Pada umumnya hali ini terjadi dikarenakan oleh arus
hubungan singkat, putusnya kawat penghantar, surja petir dan gangguan lainnya.
Berbicara mengenai tegangan lebih ada yang dinamakan tegangan lebih peralihan
( transient over voltage) yakni tegangan kondisi sesaat dimana tegangan berubah
dari posisi normal yang berlangsung cepat dan tak periodik, biasanya tegangan lebih ini
terjadi akibat gangguan dari petir. Tegangan lebih Stasioner adalah kondisi dimana
perubahan nilai tegangan yang berlangsung lama dan periodik.
iv. Standar Tegangan : Merupakan suatu aturan nilai tegangan yang ditetapkan pada
suatu wilayah luas.
Tabel diatas merupakan tabel tegangan nominal dan tegangan tinggi peralatan. Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai tegangan tinggi suatu peralatan harus lebih besar dari tegangan nominal yang diterapkan. Ini menunjukkan bahwa penerapan standar tegangan pada suatu peralatan harus melebihi nilai tegangan nominal yang digunakan untuk mengurangi resiko kerusakan pada peralatan akibat tegangan lebih yang dapat terjadi. Berbicara mengenai standar tegangan merupakan hal yang sangat penting dikarenakan nilai tegangan yang ditetapkan berpengaruh terhadap penggunaan peralatan pada jalur jaringan energi listrik, baik transmisi maupun distribusi. Terdapat 3 istilah dalam memperhitungkan standar tegangan yang ingin ditetapkan yakni :
- Tegangan Sistem : Merupakan nilai dari suatu tegangan yang harus dapat dipertahankan oleh sistem jaringan untuk jangka waktu yang tak terbatas.
- Tegangan Nominal : Merupakan nilai tegangan yang telah ditetapkan sehingga dapat bekerja sesuai dengan peralatan yang dipergunakan.
- Tegangan Maksimum : Merupakan batas tegangan yang dapat ditahan oleh suatu sistem jaringan dalam masa waktu tertentu sehingga tidak menggangu penyaluran energi listrik ke konsumen.
i. Sistem Distribusi Arus AC (Arus Bolak-Balik)
ii. Sistem Distribusi Arus Dc (Arus Searah)
Berbicara mengenai jenis arus listrik yang digunakan pernahkan terpikir di benak kalian "Mengapa kita menggunakan sistem penyaluran energi listrik arus bolak - balik (AC) ? baik transmisi ataupun distribusi ". Berdasarkan beberapa literatur yang saya baca, memang pada dasarnya sistem arus bolak balik memiliki banyak kekurangan dari pada sistem listrik DC diantaranya timbulnya hambatan induktansi (reaktansi induktif), frekuensi yang berubah-rubah, analisis yang rumit dan lain sebagainya. "tetapi mengapa kita masih menggunakan sistem ini ?", mungkin dari beberapa literatur yang saya baca, dapat saya simpulkan bahwa sistem listrik AC ini memeiliki satu keunggulan yang tidak dimiliki sistem listrik DC yakni sistem listrik AC lebih mudah mentransformasikan nilai tegangannya daripada sistem listrik DC. Dengan mentransformasikan nilai tegangan (menikkan atau menurunkan tegangan) kita dapat menyesuaikan dengan peralatan yang kita gunakan. Transformator merupakan peralatan istrik yang digunakan untuk mentransformasikan nilai tegangan. "Lantas apakah listrik DC tidak bisa ditransformasikan teganganya?". Jawabannya, BISA , tetapi tidak semudah dan seefisien listrik AC.
Okehh,, cukup untuk pembahasan kali ini akan dilanjutkan pada postingan berikutnya..... (Part II)
=============================================================================
Catatan Editor :
Okeh, sekian materi dari editor semoga berguna bagi teman-teman semua dan jangan lupa share postingan ini keteman kalian. Tinggalkan Komentar pada kolom dibawah jika ada yang perlu ditanyakan.
Untuk meambahkan emoji pada kolom komentar dapat mengetik "emot0, emot1, dll" tanpa tanda kutip. Untuk mengetahui jenis emot yang dipakai, tinggal arahkan kursor ke tepat list emoji diatas kolom komentar. Terimakasih~
=============================================================================
Daftar Pustaka yang menjadi dasar saya menulis serta dapat pula teman-teman kunjungi kunjungi :
Okehh,, cukup untuk pembahasan kali ini akan dilanjutkan pada postingan berikutnya..... (Part II)
=============================================================================
Catatan Editor :
Okeh, sekian materi dari editor semoga berguna bagi teman-teman semua dan jangan lupa share postingan ini keteman kalian. Tinggalkan Komentar pada kolom dibawah jika ada yang perlu ditanyakan.
Untuk meambahkan emoji pada kolom komentar dapat mengetik "emot0, emot1, dll" tanpa tanda kutip. Untuk mengetahui jenis emot yang dipakai, tinggal arahkan kursor ke tepat list emoji diatas kolom komentar. Terimakasih~
=============================================================================
Daftar Pustaka yang menjadi dasar saya menulis serta dapat pula teman-teman kunjungi kunjungi :
- http://www.satuenergi.com/2015/08/kelebihan-transmisi-arus-searah-dc.html
- https://www.zenius.net/blog/14056/listrik-rumah-arus-ac.
- Damawan Siswanto : Sistem distribusi Tenaga Listrik - Bagian 1